
SAHABAT SURGA.NET|JAKARTA- Kehidupan rumah tangga tak selamanya mulus karena ada dua karakter berbeda dalah satu bahtera. Namun, ternyata bagi suami yang sabar meski istri galak mendapat keberkahan tersendiri.
Dilansir dari NU Online, menghadapi istri galak menjadi pintu bagi hamba-hamba Allah untuk mendapat kedudukan spiritual tinggi di sisi-Nya.
Bahkan, sejumlah tokoh sufi terkemuka sengaja memilih teman hidup yang galak. Hal itu dilakukan untuk menguji kesabaran.
Setiap hari menerima omelan, bahkan kekerasan fisik. Kita yang orang awam mungkin menganggapnya aneh, tapi tidak bagi para sâlik yang sedang mencari ridha Allah.
Ka'ab al-Ahbar pernah menyampaikan:
من صبر على أذى امرأته أعطاه الله تعالى من الأجر ما أعطى أيوب عليه السلام. ومن صبرت على سوء خلق زوجها أعطاها الله من الأجر ما أعطى آسية بنت مزاحم رضي الله عنها
Artinya, "Suami yang sabar menghadapi istri galak, Allah akan memberinya ganjaran senilai pahala yang dianugerahkan kepada Nabi Ayub as; dan istri yang sabar atas perlakuan kasar suaminya, ia akan mendapat ganjaran senilai pahala yang telah diberikan kepada Asiyah binti Muzahim (istri Fir'aun)."
Senada, Imam al-Ghazali pernah mengatakan:
مِنْهُ خَبَائِثُ النَّفْسِ البَاطِنَةِ وَلَا تَنْكَشِفُ بَوَاطِنُ عُيُوْبِهِ. فَحَقٌّ عَلَى سَالِكِ طَرِيْقِ الآخِرَةِ أَنْ يُجَرِّبَ نَفْسَهُ بِالتَّعَرُّضِ لِأَمْثَالِ هَذِهِ الـمُحَرَّكَاتِ وَاعْتِيَادِ الصَّبْرِ عَلَيْهَا، لِتَعْتَدِلَ أَخْلَاقُهُ وَتَرْتَاضَ نَفْسُهُ وَيَصْفُوْا عَنِ الصِّفَاتِ الذَّمِيْمَةِ بَاطِنَهُ
Artinya, "Bersabar menghadapi pasangan hidup mampu melatih pengendalian hawa nafsu, meredam amarah, dan mendidik moral. Sebab, orang yang hanya menyendiri atau selalu membersamai orang-orang saleh, sifat-sifat buruk dalam dirinya tidak akan terdidik, dan borok-borok akhlaknya tidak akan terbuka."
Maka, orang yang menempuh jalan akhirat harus melatih dirinya dengan bersinggungan hal-hal demikian demi melatih kesabaran.
Dengan begitu, ia akan memiliki moral luhur, hati yang selalu ridha, dan terbebas dari sifat-sifat hati yang tercela." (Yusuf Abjik as-Susi, Shafahatun min Akhbaril Ambiya wal ‘Ulama wal Auliya wal Hukama fish Shabri ‘alaz Zaujat wal Hilmi ‘Alaihim, 2019: halaman 22).
وَفِي الصَّبْرِ عَلَى ذَلِكَ رِيَاضَةُ النَّفْسِ وَكَسْرُ الغَضَبِ وَتَحْسِيْنُ الخُلُقِ. فَإِنَّ الـمُنْفَرِدَ بِنَفْسِهِ أَوِ الـمُشَارِكَ لِمَنْ حَسُنَ خُلُقُهُ لَا تَتَرَشَّحُ
Pesan Ka'ab al-Ahbar dan Imam al-Ghazali bukan melegalkan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Akan tetapi menegaskan bahwa rumah tangga sudah semestinya menjadi 'madrasah takwa' agar baik pihak laki-laki maupun perempuan menjadi pribadi yang lebih dewasa serta tangguh dalam menjalani hidup. (Nur)