A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property 'country_name' of non-object

Filename: controllers/Main.php

Line Number: 848

Backtrace:

File: /data/wwwroot/apublic/modules/public/main/controllers/Main.php
Line: 848
Function: _error_handler

File: /data/wwwroot/apublic/modules/public/main/controllers/Main.php
Line: 671
Function: counter

File: /data/wwwroot/index.php
Line: 328
Function: require_once

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property 'ip' of non-object

Filename: controllers/Main.php

Line Number: 849

Backtrace:

File: /data/wwwroot/apublic/modules/public/main/controllers/Main.php
Line: 849
Function: _error_handler

File: /data/wwwroot/apublic/modules/public/main/controllers/Main.php
Line: 671
Function: counter

File: /data/wwwroot/index.php
Line: 328
Function: require_once

Saat Kamu Overthinking dan Putus Asa, Bacalah Surat Yusuf

Saat Kamu Overthinking dan Putus Asa, Bacalah Surat Yusuf


Ilustrasi oleh Pexels/Pixabay
Ilustrasi oleh Pexels/Pixabay

SAHABAT SURGA.NET|JAKARTA- Ada kalanya suasana hati dan beban yang dirasakan membuat seorang muslim putus asa dan overthinking. Namun, ada banyak ayat yang bisa mengembalikan mood dan semangat.

Dikutip dari Islami.co, Islam telah mengimbau agar seorang Muslim menghindari rasa putus asa dan overthinking, karena sifat ini merupakan salah satu sifat tercela.

Muslim yang berputus asa adalah sosok yang kehilangan harapan dari rahmat Allah SWT yang sekaligus menunjukkan imannya yang lemah dan fondasi keislaman yang rapuh.

Islam melegitimasinya dalam Al-Qur’an Surat Yusuf ayat 87 yang makna tekstualnya kurang lebih sebagai berikut:

“….Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang kafir.”

Lantas, bagaimana menghadapinya?

Nah, untuk menghadapi rasa putus asa ini, mengutip dawuh Gus Baha dalam Majelis Diniyahnya ketika membahas kitab Al-Hikam karya Ibnu Athaillah al-Sakandari, murid dari Abu Hasan al-Syadzili (Pendiri Thariqah Syadziliyah).

Ibnu Athaillah dalam Kitab al-Hikam mengatakan begini:

الاهي , كلّما أخرسني لؤمي أنطقني كرمك

“Tuhanku, jika aku ingat dosaku, rasanya tak pantas aku masuk masuk surga. Tapi jika melihat kemurahan-Mu, pantas saja.”

Lebih lanjut, beliau menambahkan lagi kalimat berikut:

وكلّما أيستني أوصافي أطمعتني منّتك

“Ketika saya putus asa dengan sifat-sifat saya yang buruk, maka saya di gerakkan lagi oleh harapan, karena saking melimpahnya anugerah Allah SWT.”

Penggalan kutipan di atas mengandung arti bahwa ketika kita terlalu banyak melakukan dosa dan kesalahan di masa lalu, seakan-akan kita tak pantas untuk merasakan kenikmatan di masa mendatang.

Namun ketika kita mengingat tentang sifat kemurahan dari Allah SWT, siapapun pantas untuk mendapatkannya.

Demikian pula misalnya apabila kita berada di masa-masa yang sulit, merasa overthinking, sumpek, cemas, stress, bahkan depresi hingga putus asa, perlu di ingat bahwa karunia Tuhan yang telah diturunkan kepada kita itu lebih tidak terhitung. (Nur)