Kisah Inspiratif Hafiz Cilik Zahran Auzan, Anak Tukang Jahit Jadi Juara Hafalan Qur’an di Arab Saudi


Ilustrasi seorang anak mengaji Al Qur'an oleh ID 15329403/Pixabay
Ilustrasi seorang anak mengaji Al Qur'an oleh ID 15329403/Pixabay

SAHABAT SURGA.NET|JAKARTA- Sosok hafiz cilik, Zahran Auzan tengah menjadi perhatian masyarakat Indonesia dan dunia.

Bagaimana tidak, meski berangkat dari keluarga sederhana, hafiz cilik asal Langkat, Sumatra Utara ini mampu berprestasi di kancah internasional.

Belum lama ini, Zahran Auzan meraih kemenangan dalam ajang Musabaqah Hafalan Al Qur’an (MHQ) Internasional Tahun 2022 di Arab Saudi.

Prestasi ini adalah buah kerja keras yang dia mulai sejak usia 4 tahun, hingga berhasil menjadi penghafal Qur’an dan mendapat penghargaan internasional di usia 13 tahun.

Zahran Auzan merupakan sosok hafiz cilik yang tumbuh dari keluarga sederhana. Sang ayah, Ismuddin sehari-hari bekerja sebagai tukang jahit.

Meski demikian, pria 43 tahun itu tak kenal lelah membimbing anaknya menjadi penghafal Al Qur’an. Dia selalu menyisihkan waktu untuk mengajarkan Al Qur’an kepada Auzan.

“Setelah usia sembilan tahun, dia bisa menghafal sendiri. Paling bertanya Abi, nanti waqaf di mana. Saya bekerja di rumah jadi bisa memantau, menjahit hanya 3-4 jam, cukup untuk menyambung hidup untuk besok, karena yang terpenting untuk anak, yang paling penting kebutuhan pokok ada," kata Ismuddin, seperti dikutip dari Republika.co.id.

Ismuddin mengungkapkan, dalam membimbing anaknya tidak ada kesulitan berarti.

Hanya saja jika Auzan tengah lelah, maka dia akan berhenti untuk belajar, kemudian memenuhi keinginan anaknya.

Terkadang, Auzan dan ayahnya pergi berjalan-jalan dengan menggunakan sepeda motor agar kembali menemukan suasana hati yang lebih baik lagi.

Adapun Auzan memulai sekolah dari rumah semenjak usia sembilan tahun. Setelah itu, dia menambah hafalan Al Qur’an sebanyak satu hari satu halaman.

"Dia mulai menghafal dari pukul 09.00 sampai zuhur selesaikan satu halaman, atau kalau bisa dihafal satu atau dua jam setelah itu dia bebas bisa ngapain saja. Setelah itu, dia makan, tidur, menjelang Ashar murajaah, setelah maghrib dia bisa murajaah lagi hafalan yang tadi sampai isa, mau tidur murajaah lagi," kata Ismuddin.

Ismuddin mengatakan, Auzan tidak pernah berlama-lama menonton televisi. Dalam sepekan, dia biasanya dua kali menonton televisi.

Di samping itu, dalam mengikuti perlombaan MHQ di Arab Saudi, Ismuddin mengatakan, Auzan memiliki waktu tiga bulan untuk persiapan.

Dia mengungkapkan, LPTQ Sumut memintanya untuk bersiap-siap untuk mengikuti MHQ di Arab Saudi.

"Kami persiapkan diri, maksimal saja, untuk juara gak mikir, yang penting tampil maksimal. Baca Al Qur’an karena Allah, malaikat mendengarkan, manusia yang menilai tidak usah dipikirkan. Walaupun ada banyak tantangan dia bisa maksimal, ada grogi tapi tertutupi," ucap Ismuddin.

Dia mengaku bersyukur atas prestasi putranya tersebut.

"Mendengar juara dua tidak menyangka, gembira, kalau Allah berkehendak, walaupun bersaing dengan abang-abang usia hampir 25 tahun, nggak ada yang nggak mungkin. Banyak doa restu dan dari Allah, senang, gembira, terharu, Allah berkehendak kepada kita nggak menyangka. Ini juga bisa jadi ujian kalau sombong, lengah pada pujian, sanjungan bisa membahayakan. Jaga pesan itu Auzan untuk tetap istiqamah, ini bisa jadi istidraj," pungkasnya. (Nur)